BUKU berjudul "Masa
Depan Dunia" ini membahas tentang masa depan dunia di mana teknologi
informasi akan menjadi "tulang
punggung" dunia modern. Selain itu juga membahas tentang sejarah masa
depan dunia, serta peta kekuatan global abad 21. Dalam hal ini, Amerika Serikat
yang merupakan representasi Barat,
diprediksi akan tetap menjadi kekuatan dunia nomor wahid beberapa dekade
ke depan.
Dalam buku ini,
Kamaruzzaman menjelaskan bahwa penopang kekuatan Amerika Serikat adalah
melalui kekuatan militer, inovasi, teknologi informasi, finansial, dan ekonomi.
Namun, ketika Cina mulai membayang-bayangi kekuatan-kekuatan tersebut, maka
hampir semua arah kebijakan AS berupaya menghadapi laju pertumbuhan ekonomi negeri Ginseng. Pada saat yang
sama, Uni Eropa pun melalui kekuatan kolektif berusaha sejajar dengan Cina.
Namun, Uni Eropa tidak akan menganggap AS sebagai pengganggu stabilitas global.
Bahkan sebaliknya, Uni Eropa dan AS akan bekerja sama dalam beberapa hal untuk
memperkuat blok Barat (hlm.
229).
Berbicara tentang AS yang diprediksi akan tetap menjadi
kekuatan utama dunia dalam beberapa dekade ke depan, tentu saja tidak perlu
dijelaskan bagaimana negeri Paman Sam menjadi pusat peradaban baru. Sebagai
sebuah kerajaan dunia, terutama pasca perang dunia ke-2, negara ini telah
menjamin setiap sudut bumi tidak akan luput dari kontrolnya (hlm.
275). Di sini, kunci utamanya, selain teknologi, juga diperkirakan eskalasi
perang dan pertikaian antar negara untuk menguasai bumi baik yang di darat
maupun di angkasa akan memainkan peran penting tentang sejarah masa depan
dunia.
Dewasa ini, negara yang menguasai hampir seluruh lautan
adalah Amerika Serikat. Negara
tersebut berada di setiap lalu lintas maritim dan bertindak sebagai polisi dunia. Di
angkasa, satelit AS untuk keperluan eksplorasi dan intelijen telah mampu melacak setiap gerak-gerik manusia.
Diperkirakan, pada abad ini, negara ini akan menjalankan misi baru, yaitu
pasukan infantri robot untuk tugas-tugas yang sederhana maupun yang sulit.
Adapun di masa yang akan datang, manusia dengan bantuan teknologi akan
melakukan proses pertemuan hasil peradaban yang dilakukan Amerika Serikat dengan peradaban dari
planet lain (hlm. 278).
Intinya, apa pun akan dilakukan Amerika Serikat bersama
aliansinya supaya tetap menjadi kekuatan dunia di masa yang akan datang. Kalau
kita melihat ke masa silam, tentu hal ini tidak mengherankan bagaimana dalam
sejarahnya, Amerika Serikat memang melakukan segala
macam cara untuk menjadi penguasa tunggal dunia. Jika ada yang mencoba melawan hegemoni Barat (Amerika Serikat), maka baik negara maupun
individu tidak akan diberikan peluang untuk tampil sebagai pemain utama dalam
pentas global.
Proses dan cara hegemoni yang dilakukan oleh Amerika Serikat tersebut telah dikritisi secara
panjang lebar oleh Edward Said dalam "Orientalisme".
Namun, kebijakan demi kebijakan yang diterapkan tidaklah selalu untuk saling
menghormati, melainkan negara-negara di luar Barat sebagai the others harus tunduk pada kebijakan Barat. Bongkar pasang
kebijakan dan usaha untuk menekan negara yang tidak tunduk, dilakukan mulai
dari penghilangan pengaruh sampai dengan embargo. Pada prinsipnya, peta
kekuatan dan kekuasaan pada tingkat global tidaklah berbeda dengan sejarah
konflik di dunia ini yang telah terjadi beberapa abad lamanya (hlm. 36-37).
Sejarah perang yang dilakukan oleh Barat merupakan sejarah
manusia abad modern. Dan negara yang paling banyak melakukan perang pada abad
modern adalah Amerika Serikat. Sedangkan negara yang melakukan peperangan dan
memiliki ekspansi yang cukup luas adalah Inggris selama 300 tahun. Sedangkan
negara yang melakukan proses penjara manusia dalam ruang yang terluas adalah
Israel (hlm. 98-99).
Secara umum, buku ini cukup detail membahas tentang sejarah
hubungan Barat dengan Timur, baik dari segi agama (religi), ekonomi, dan juga
budaya. Selain itu juga dikupas lumayan tuntas tentang peta kekuatan global
yang hingga saat ini masih dipegang Amerika Serikat bersama
"kawan-kawannya".
Namun, penulis kurang cermat dalam membaca peta dunia dan
isu-isu global yang kurang disorot media. Studi ini hanya menampilkan bagaimana
Barat melakukan proses order di dunia. Dalam kajian ini, penulis terlalu
menyudutkan Amerika Serikat, bahwa seolah-olah segala kekacauan (perang) yang
meledak di beberapa negara merupakan tanggung jawab negeri Paman Sam. Padahal
Israel menjadi ancaman serius bagi masa depan dunia, di mana negara yang
merupakan “anak emas” Amerika
Serikat tersebut memulainya
dari tanah Palestina. Begitu pula dengan Cina, yang dengan kekuatan ekonominya
mulai mengusik hampir seluruh negara di dunia, termasuk Amerika sendiri. Dan
hal tersebut tidak dibahas panjang lebar dalam buku setebal 414 halaman ini.
Meski secara akademik buku ini dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah, namun jika
berbicara tentang tema, antara judul dengan isi, misalnya, maka buku ini harus
direvisi. Jika hal tersebut tidak dilakukan (revisi), maka judul buku ini harus diganti. Kalau boleh memberi usul, coba ganti dengan "Sejarah Panjang
Hubungan & Masa Depan Amerika Serikat dengan Dunia Timur", atau "Masa Depan Dunia Ada di Tangan
Amerika?".
Judul : Masa Depan Dunia
Penulis : Kamaruzzaman Bustaman-Ahmad
Penerbit : Bandar Publishing, Banda Aceh
Cetakan : Pertama, Januari 2018
ISBN : 978-602-1632-95-6
Presensi : Fajri Andika*
*Presensi adalah Pustakawan Danau Baca Yogyakarta
*Pernah yang tayang di Kedaulatan Rakyat, edisi Minggu Wage, 03 Juni 2018
0 Comments